Awas! Hipertensi Bisa Bikin Aneurisma Otak Meledak, Simak Penjelasan Dokter.

Dokter Bedah Saraf dari RS PON, dr. Muhammad Kusdiansah, Sp.BS, menjelaskan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat menyebabkan aneurisma otak. Ia menjelaskan bahwa aneurisma otak terjadi saat dinding pembuluh darah di otak melebar secara abnormal, menyerupai balon yang gembung keluar dari arteri.

“Ketika terjadi aneurisma, dinding pembuluh darah di otak menjadi tipis dan lemah, seperti balon yang semakin tipis saat ditiup,” ujar Kusdiansah dalam acara Workshop Operasi Clipping untuk Menangani Aneurisma Otak di RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Jakarta.

Dinding pembuluh darah yang tipis membuat pembuluh darah rentan terhadap perubahan tekanan mendadak, seperti lonjakan tekanan darah saat batuk keras. “Jadi saat ada perubahan tekanan tiba-tiba, seperti lonjakan tekanan darah atau batuk kencang, aneurisma bisa pecah,” jelas Kusdiansah.

Selain itu, aneurisma juga bisa pecah saat seseorang mengejan saat buang air besar atau saat berhubungan suami istri. “Saat buang air besar yang mengejan atau berhubungan suami istri, pecahnya aneurisma sering terjadi,” tambahnya.

Aneurisma merupakan benjolan seperti balon di pembuluh darah otak dengan dinding yang tipis sehingga mudah pecah. Kusdiansah menekankan bahwa aneurisma adalah silent killer karena cenderung tidak menimbulkan gejala pada penderitanya.

“Pasien aneurisma umumnya tidak merasakan gejala. Ketika pecah, bisa berakibat fatal dan langsung mengancam nyawa,” ungkapnya. Namun, ada beberapa orang yang mengalami gejala seperti nyeri kepala tiba-tiba yang harus diwaspadai sebagai tanda adanya masalah, termasuk aneurisma.

Penting bagi kita untuk mengenali gejala dan faktor risiko aneurisma serta melakukan pemeriksaan secara berkala untuk mencegah komplikasi serius yang bisa terjadi akibat kondisi ini. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan otak kita. Terima kasih.