Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi basis industri farmasi di Asia Tenggara. Hal ini disampaikan oleh Ronald Tundang dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) dalam keterangannya di Jakarta. Menurutnya, Indonesia perlu bergerak menuju industri berbasis inovasi dengan memilih kebijakan yang tepat dan memperhatikan faktor-faktor pendukung kesuksesan.
Indonesia merupakan salah satu pengusul terkait obat dan vaksin untuk COVID-19 sebagai komoditas publik dengan dukungan atas pengecualian perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Hal ini membuat Indonesia dipandang dapat menjadi basis industri farmasi di Asia Tenggara.
Untuk mendorong kemandirian dalam produksi farmasi, pemerintah telah mengambil langkah-langkah seperti kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang bertujuan meningkatkan penggunaan produk lokal dan mendorong pertumbuhan industri domestik.
Ronald menyarankan beberapa pilihan bagi Indonesia untuk mengembangkan industri farmasi. Pilihan pertama adalah mencontoh India dan China dengan memproduksi obat generik, sedangkan pilihan kedua adalah mengikuti jejak Amerika Serikat dan Swiss sebagai pusat pengembangan riset dan teknologi.
Jika Indonesia memilih opsi pertama, perlu strategi untuk mengidentifikasi obat-obatan yang akan segera habis masa patennya. Hal ini memungkinkan produsen obat generik di Indonesia untuk mengajukan izin pemasaran menggunakan obat paten yang masih berlaku.
Untuk meningkatkan anggaran riset dan pengembangan di industri farmasi, pemerintah perlu meningkatkan kolaborasi dengan institusi riset, fleksibilitas dalam HKI, mendorong kemandirian produksi Bahan Baku Obat (BBO), dan menerapkan kebijakan TKDN untuk memaksimalkan penggunaan bahan baku lokal.
Dengan upaya-upaya tersebut, Indonesia berpotensi menjadi basis industri farmasi di Asia Tenggara. Hal ini akan membawa banyak keuntungan seperti menarik investor asing, meningkatkan ekonomi melalui lapangan pekerjaan, inovasi, dan hilirisasi yang memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pemasok global terutama di industri farmasi, diversifikasi ekonomi, dan kolaborasi regional.
Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam industri farmasi di kawasan Asia Tenggara dengan menjalankan kebijakan yang tepat dan memperhatikan faktor-faktor pendukung kesuksesan.