PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) atau PYFA Group, melalui anak usahanya, PT Ethica Industri Farmasi, telah melakukan groundbreaking untuk perluasan fasilitas produksi injeksi di kawasan industri Cikarang, kabupaten Bekasi. Ethica Industri Farmasi berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga 3 kali lipat. Direktur Utama PT Ethica Industri Farmasi, Merciana Evy, menjelaskan bahwa peningkatan permintaan terhadap produk injeksi menjadi motivasi utama bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi guna memenuhi kebutuhan rumah sakit yang semakin berkembang pesat belakangan ini.
Dengan adanya perluasan ini, Ethica Industri Farmasi semakin kokoh dalam posisinya sebagai salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini siap untuk menjadi pemain utama dalam industri farmasi global, dengan fokus pada pengembangan dan produksi obat-obatan inovatif. “Sebagai bagian dari keluarga besar PYFAGROUP, kami terus berkomitmen untuk berinovasi dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi industri farmasi Indonesia. Dengan kapasitas produksi yang meningkat, kami siap memenuhi kebutuhan obat-obatan berkualitas tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional,” kata Merciana dalam keterangan resmi pada Sabtu (14/9/2024).
Perluasan fasilitas ini akan dilengkapi dan didesain dengan teknologi produksi yang canggih dan modern, memenuhi standar current Good Manufacturing Practices (cGMP) Indonesia dan Internasional, PIC/S, termasuk persyaratan European Union Good Manufacturing Practices (EU GMP) dan Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia. Hal ini menunjukkan kesiapan Ethica Industri Farmasi untuk merambah pasar global yang lebih luas.
Pyridam Farma dan anak usahanya, PT Pyfa Sehat Indonesia (PSI), telah membeli 100% saham PT Ethica Industri Farmasi (EIF) senilai Rp 163,4 miliar pada tahun 2022 lalu. Perseroan menyebut bahwa transaksi ini dapat memperkuat strategi bisnisnya dengan mendiversifikasi produk-produk yang dimiliki, memasuki segmen pasar yang baru, dan meningkatkan produk inovatif kepada masyarakat.
Sebelumnya, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) berencana untuk melebarkan sayapnya ke pasar ASEAN hingga China. Rencana strategis ini seiring dengan rampungnya akuisisi Probiotec Limited (Probiotec), suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Australia. “Jadi tidak berhenti sampai di Australia. Kami ingin ekspansi ke Asia Tenggara dan kawasan Asia. Itu adalah pasar yang cukup besar, terutama di China yang cukup maju untuk membuat produk tersebut menjadi lebih ekonomis,” kata Direktur PT Pyridam Farma Tbk, Paulus Widjanarko, dalam sebuah acara media pada Selasa (25/6/2024).
Namun, lanjut Paulus, perseroan belum akan melakukan ekspansi ke ASEAN dan China dalam waktu dekat. Pasalnya, Paulus menyadari betul perbedaan regulasi yang berlaku di tiap-tiap negara, terutama untuk produk farmasi. Hal ini juga menjadi tantangan dalam akuisisi Probiotec.
Sebagai gambaran, Paulus menjelaskan beberapa kendala dalam akuisisi perusahaan luar negeri. Berkaca dari akuisisi Probiotec Limited, perseroan harus memenuhi persyaratan regulasi dan kepatuhan dari otoritas untuk perusahaan terbuka di Australia dan Indonesia. Kendala lainnya adalah integrasi operasional, yakni tantangan dalam mengintegrasikan operasional, budaya perusahaan, dan sistem manajemen antara Pyfa Grup dan Probiotec.
Di dalam negeri, sebelumnya perseroan pernah melakukan akuisisi Holi Pharma pada tahun 2021. Kemudian pada tahun 2022, perseroan mengakuisisi Ethica Industri Farmasi. Setelah mengakuisisi Probiotec Pharma, kini perseroan mengelola empat fasilitas pabrik termasuk milik perseroan sendiri.
Akuisisi PYFA ini belum memberikan dampak yang signifikan pada perusahaan dalam jangka pendek. Namun perseroan optimis bahwa kontribusi Probiotec Pharma akan mulai terasa signifikan pada paruh kedua tahun ini, mengingat akuisisi baru selesai pada 18 Juni 2024.