Direksi RSUD Sayang Cianjur segera mengevaluasi pelayanan di depo farmasi dan membantah pasien BJPS diharuskan membeli obat dari luar atau di dalam lingkungan rumah sakit. Direktur Utama RSUD Cianjur, Irvan Nur Fauzi, dengan tegas menegaskan bahwa manajemen RSUD Sayang Cianjur tidak mengizinkan petugas pelayanan memberikan obat kepada pasien BPJS dengan cara membeli obat di luar atau di dalam rumah sakit. Menurutnya, tidak ada pernyataan resmi yang mengarahkan pasien untuk membeli obat dari rumah sakit.
Ia juga menekankan bahwa sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku, jika ada kekosongan obat, petugas farmasi harus berkonsultasi dengan dokter untuk menggantinya dengan obat setara. Jika tidak ada obat pengganti yang tersedia, petugas farmasi harus mendapatkan obat yang dibutuhkan pasien BPJS melalui apotek mitra, namun tidak boleh meminta pasien BPJS untuk membeli obat sendiri.
Irvan menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengevaluasi seluruh layanan di RSUD Sayang Cianjur, terutama di bagian farmasi. Tujuannya adalah untuk memastikan kenyamanan pasien di rumah sakit tersebut.
Sebelumnya, terdapat keluhan dari beberapa keluarga pasien rawat jalan di RSUD Cianjur terkait ketersediaan obat formularium untuk BPJS yang kosong selama hampir dua bulan. Mia Nur Afiah, salah satu keluarga pasien, mengungkapkan bahwa saat membawa ibunya untuk berobat menggunakan BPJS di RSUD Cianjur, obat yang dibutuhkan selalu tidak tersedia di depo farmasi. Akibatnya, mereka terpaksa membeli obat di apotek di luar rumah sakit.
Pihak RSUD mengklaim bahwa kekosongan obat disebabkan oleh masalah pengiriman dari agen atau distributor obat. Namun, hal ini tentu saja membuat pasien dan keluarganya merasa terganggu dan kesulitan mendapatkan obat yang diperlukan.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pasien, RSUD Sayang Cianjur berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ketersediaan obat dengan segera. Mereka akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan pasokan obat selalu tersedia dan pasien tidak perlu lagi membeli obat di luar rumah sakit.
Selain itu, RSUD juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan mereka, termasuk di bagian farmasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap pasien, termasuk pasien BPJS, mendapatkan pelayanan yang terbaik dan tidak mengalami kendala dalam mendapatkan obat yang diperlukan.
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh RSUD Sayang Cianjur, diharapkan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut dapat terus ditingkatkan dan memberikan kepuasan kepada setiap pasien yang datang untuk berobat. Semoga dengan kerja sama yang baik antara pihak rumah sakit, pasien, dan pihak terkait lainnya, masalah ketersediaan obat dapat segera terselesaikan dan pasien BPJS dapat menerima pelayanan yang optimal.